BANGSAT
Karya Taufan S. Chandranegara
Pemain: Aktor
(Lelaki/Perempuan)
Catatan: Dalam memainkan
naskah ini, diperlukan imajinasi tanpa batas, kontektusal dalam term of
moralisme.
SCENE # 1
(Seseorang berwajah batu,
terkurung dalam image-image)
Bangsat. Bangsat,
bangsat, bangsat, bangsat! Bangsat! Bangsat? Bangsat!? Bangsat. Bang! Bang! Bang! Bangsat! Sat! sat! sat! sate! Bangsat! Bangsat! Sate! Bangsat! Bangsat! Itu! Bangsat! Itu!! Bangsat! Itu. Celaka. Bangsat. Celaka. Bangsat. Celaka. Cela
ka ka ka kaki ka ka bangsat. Ku ku ku kunyukku bangsatku, kunyukku
bangsatku. O, amboi! Kalau bangsat tak berdaya maka ku maki maki ku maki
kaki kaki lalu ku maki lu lu lu. Lumer di makan bangsat yang ada di bawah
pantat-pantat feodal dal dal dalih anti rayap yap yap. Merayap dalam ku ke
kuas kuas kekuatan daya listrik melahap bangsat yang diakronimkan menjadi
sejadi-jadinya kumakan bangsat pun karena ku dimakan bangsat feodal.
Jadi alih-alih kembang
melati. Menata diri dengan duri pelindung
bangsat. Bangsat, bangsat yang ada dalam akronim-akronim yang dicetak
bangsat untuk bangsat. Karena bangsaat biasa membeli bangsat untuk
dibangsatkan. Oleh karena itu, jika bangsat yang bangsat itu, tampak
seperti bangsat yang ada di bawah guling atau tempat duduk Anda maka itulah
bangsat yang selama ini menghisap darah Anda dan saya karena bangsat-bangsat
itu sudah demikian sebab kursi Anda atau saya sudah diduduki oleh bangsat yang
memang bangsat. Dus, bangsat tak kecuali yang biasa Anda lihat adalah
bagian kecil dari para bangsat yang menggerogoti animo suara dalam nurani jika
nurani itu masih dimiliki oleh para individu, kalau masih Anda miliki nurani
itu. Nah, dus, bangsat tak bernurani seringkali dipilih oleh para bangsat
yang menduduki kursi-kursi yang selama ini dilakukan oleh Anda dan untuk Anda.
Oleh sebab karena itu. Tanpa
kecuali. Para bangsat dapat mengakses saya atau lewat bangsat lain dengan
perangkat sistem computer yang mengglobal info ineraktif. Jadi,
lho? Bangsat itu ada. Dekat sekali dengan Anda. Lho! Itu!
Wah! lihatlah. Lihat. Si
bangsat yang sejak Anda lahir memang sudah eksis. Bahkan dialah penghisap
darah murni dan tak konsekuen, karena memang bangsat. Di kepalanya hanya
ada darah darah darah darah darah darah, beringas dan
kejam. Darah! Darah! Darah! Tumpahkan darah. Darah. Darah. Darah. Revolusi
dan kudeta adalah takdirnya, karena bangsat kan memang suka darah,
kan!? Lho? Iya, kan? Lho. Kok pada
melongo. Bingung. Saya juga bingung. Kenapa bangsat harus ada,
ya sudah demikian. Memang bangsat harus ada dimana pun kapan pun dia si
bangsat itu selalu ada.