Idul Fitri akan tiba. Dua hari lagi. Geliat mudik terus mengalir dan tak pernah berhenti setiap tahunnya. Lalu akan mengalir pendatang baru menuju ibukota setelahnya. Jakarta bukan surga namun anggapan "mudah mengais nafkah dengan alasan merantau", seakan semakin kian merdu bila diucapkan di kampung halaman.
Berpikirlah masak-masak, sebab Jakarta telah sesak oleh ribuan ketidakpastian. Lebih baik bangun kampung halaman sendiri agar tak ada ungkapan wilayah tertinggal lalu berasumsi ketidakadilan semakin merata dan jurang pemisah kian melebar.
Jangan lagi menambah kehiruk-pikukan yang hanya akan menambah suasana bertambah ruwet.
Berpikirlah ulang, untuk mengadu nasib di ibukota. Sebab nasib bukan untuk diadu-adu. Berusaha, tidak harus di ibukota. Bisa di mana saja.