Bahaya Menghirup Lem
Lem
Aica aibon merupakan NAPZA yang sangat mudah didapat karena keberadaannya legal
(sebagai lem). Hal ini yang menyebabkan penyalahgunaan pemakaian lem ini sangat
cepat perkembangannya terutama di dunia anak jalanan. Jika kita sering melihat
anak-anak jalanan yang sedang memasukkan salah satu tangannya ke dalam baju,
serta mendekatkannya ke hidung, berarti anak tersebut sedang menghirup lem Aica
aibon.
Keberadaan
anak-anak yang sedang teler akibat lem ini dapat kita jumpai di bawah jembatan,
pojokan-pojokan perempatan lampu merah. Anak-anak yang cenderung tidak tahu
akibat negatif dari lem ini, merasa senang setelah menggunakannya. Sesaat
setelah pemakaian mereka akan merasa “fly”, happy, bebas dari masalah mereka.
NAPZA
adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik ditelan
melalui mulut, dihirup melalui hidung maupun disuntikkan melalui urat darah.
Zat-zat kimia itu dapat mengubah pikiran suasana hati atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Pemakaian terus menerus akan mengakibatkan ketergantungan
fisik dan atau psikologis. Resiko yang pasti terjadi adalah kerusakan pada
sistem syaraf dan organ-organ penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dan
hati.
Istilah
teler biasa disematkan bagi mereka yang lagi mabuk. Tapi anak jalanan
menyebutnya ngelem, karena sarana teler mereka adalah lem aica aibon. Untuk
kawannya yang keranjingan mabuk, akan disapa dengan mabal, beler, atau giteng,
yang berarti minuman keras. Kalau telernya karena ganja, disebut dengan cimeng
atau nggelek.
Anak
jalanan meniti nasib berdasarkan dua nilai yaitu kebebasan dan pengakuan. Tapi
kebanyakan masyarakat dan pemerintah melihatnya dari sisi yang terlalu naif.
Bahwa kehadiran “bunga-bunga trotoar” itu merusak keindahan kota dan menebarkan
kejahatan di lampu-lampu merah. Rasanya, hanya sedikit saja yang mau mengerti
bahwa mereka juga rindu diakui eksistensinya.
Karena
keberadaan mereka yang cenderung diremehkan, mereka harus berusaha untuk
mencari kekuasaan sendiri, serta merebut kebebasan mereka yang telah dibatasi
kemiskinan mereka. Untuk menjaga keeksistensian mereka di dunia jalanan, mereka
harus mengikuti peraturan yang beredar di jalanan, dimana yang kuat yang
berkuasa, jika ingin aman lebih baik mengikuti aturan penguasa jalanan.
Karena
kehidupan yang miskin ini menyebabkan anak-anak jalanan memilih lem Aica aibon
sebagai penghilang ke-stres-an mereka. Bagi anak-anak yang ingin menolak
memakai pun cenderung akan ikut-ikutan karena tertekan oleh yang di atas
mereka, atau karena tidak mau terlihat “lemah” di mata teman-teman sesama anak
jalanan.
Inhalansia
adalah zat yang dihirup. Salah satu contohnya lem Aica aibon yang banyak
dipakai anak dan remaja karena harganya murah dan memabukkan. Zat yang ada
dalam lem Aica aibon adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan
membuat kita menjadi tidak normal, sakit bahkan bisa meninggal. Salah satu zat
yang terdapat di dalam lem Aica aibon adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD).
Pertama
kali dibuat secara sintetis pada 1940-an untuk menghilangkan hambatan yang
merintangi pada kasus kejiwaan. Halusinogen yang diperoleh dari
tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah dipakai golongan pribumi Meksiko
selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan keagamaan dan hiburan.
Halusinogen
juga di kenal sebagai psikedelik, bertindak pada susunan saraf pusat untuk
membuat perubahan yang bermakna dan sering radikal pada keadaan kesadaran
pengguna; juga dapat mengacaukan perasaan kenyataan, waktu dan emosi para
pengguna.
Lysergic
acid diethylamide (LSD) merupakan zat semisintetik psychedelik dari family
ergoline. LSD sensitif terhadap udara, sinar ultraviolet, dan klorine, terutama
dalam bentuk solutio, dimana zat ini akan bertahan selama 1 tahun jika
dijauhkan dari cahaya dan dijaga agar suhunya tetap berada di bawah
temperature.
Alam
bentuk aslinya warna, bau, sangat khas. LSD dapat didistribusi ke dalam tubuh
secara intramuskular atau injeksi intravena. Dosis yang dapat menyebabkan efek
psikoaktif pada manusia yaitu 20-30 mg (mikrogram). LSD dapat digunakan sebagai
agen therapeutik yang menjanjikan.
Lysergic
acid diethylamide (LSD) adalah halusinigen yang paling terkenal. Ini adalah
narkoba sintetis yang di sarikan dari jamur kering (dikenal sebagai ergot) yang
tumbuh pada rumput gandum.
LSD mempengaruhi sejumlah besar reseptor pasangan protein-G,
termasuk semua reseptor dopamin, semua subtipe adrenoreseptor sama seperti
lainnya. Ikatan LSD pada sebagian besar subtipe reseptor serotonin kecuali
5-HT3 dan 5-HT4. bagaimanapun juga, hampir semua reseptor mempengaruhi pada
afinitas rendah menjadi aktif pada otak dengan konsentrasi 10-20 nm.
LSD
adalah cairan tawar, yang tidak berwarna dan tidak berbau yang sering di serap
ke dalam zat apa saja yang cocok seperti kertas pengisap dan gula blok, atau
dapat dipadukan dalam tablet, kapsul atau kadang-kadang gula-gula. Bentuk LSD
yang paling popular adalah kertas pengisap yang terbagi menjadi persegi dan
dipakai dengan cara ditelan.
Halusinogen
lain termasuk meskalin (tanaman alami yang berasal dari kaktus peyote), pala,
jamur-jamur tertentu (yang mengandung zat psilosin dan psilosibin),
dimetiltriptamin (DPT), fensiklidin (PCP) dan ketamin hidroklorid.
Tak
serupa dengan narkoba lain, pengguna LSD mendapat sedikit gagasan apa yang
mereka pakai dan efeknya dapat berubah-ubah dari orang ke orang, dari peristiwa
ke peristiwa dan dari dosis ke dosis. Efeknya dapat mulai dalam satu jam
setelah memakai dosis bertambah antara 2-8 jam dan berangsur hilang secara
perlahan-lahan setelah kurang lebih 12 jam.
Untuk
penggunaan LSD efeknya dapat menjadi nikmat yang luar biasa, sangat tenang dan
mendorong perasaan nyaman. Sering kali ada perubahan pada persepsi, pada
penglihatan, suara, penciuman, perasaan dan tempat. Efek negatif LSD dapat
termasuk hilangnya kendali emosi, disorientasi, depresi, kepeningan, perasaan
panik yang akut dan perasaan tak terkalahkan, yang dapat mengakibatkan pengguna
menempatkan diri dalam bahaya fisik.
Pengguna
jangka panjang dapat mengakibatkan sorot balik pada efek halusinogenik, yang
dapat terjadi berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah
memakai LSD. Tidak ada bukti atau adanya ketergantungan fisik dan tidak ada
gejala putus zat yang telah diamati bahkan setelah dipakai secara
berkesinambungan. Namun, ketergantungan kejiwaan dapat terjadi.
Efek
LSD normalnya 6-12 jam setelah menggunakan, tergantung pada dosis, toleransi,
berat badan dan umur. Keberadaan LSD tidak lebih lama keberadaannya daripada
obat-obat dengan level signifikan di dalam darah.
Oleh
karena itu cara termudah mencegah kematian akibat penggunaan NAPZA (khususnya
dalam hal ini lem Aica aibon) adalah tidak mulai menggunakannya sama sekali.
Sekali pemakai kecanduan, ia akan memiliki ketergantungan fisik dan psikologis
(yang bisa berlangsung seumur hidup).
sumber:
bnpjabar.or.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.