Senin, 04 November 2024

Romantisme di Balik Hujan

Romantisme di Balik Hujan

 

November selalu punya keistimewaan. Bagi sebagian orang tentunya. Sebab ketika banyak yang beranggapan, November adalah bulan yang muram dan dingin. Di sisi lain, November adalah bulan yang penuh kehangatan, keintiman, dan keromantisan yang mendalam. Karena di balik tetesan hujannya yang sering datang, dengan udara yang sejuk, November menawarkan pesonanya yang unik, bagaikan cerita cinta yang tersimpan di kedalaman hati.

Di bulan ini, ketika sebagian orang lebih sering suka merenung di depan monitor, ditemani secangkir capucino atau teh hangat, sambil memandangi rintik hujan yang jatuh perlahan di luar sana. Yang setiap tetesnya seakan membawa kisah perjalanan waktu, mengingatkan pada kenangan-kenangan lama yang tersimpan tak rapi. Ada sesuatu yang mendalam, seperti nyanyian lirih yang merintih membawa berbagai perasaan melankolis serta keinginan untuk terus berkarya, menyapa lewat tulisan atau tetap terpaku dalam perenungan.

Hujan di bulan November ini tidak hanya membasahi jagad, tetapi juga menyentuh hati, membuka ruang bagi rasa yang mungkin selama ini kita sembunyikan. Entah bagaimana, November membuatnya menjadi lebih peka, lebih mudah tersentuh, dan lebih terbuka untuk hal-hal sederhana yang kadang luput di bulan lainnya.

November juga memberi kesempatan untuk melambat. Di tengah hiruk-pikuknya dunia yang terasa kian cepat berputar. Bisa jadi, dengan kehadiran November kita dapat jedah sejenak, meresapi momen-momen kecil yang acap terlewatkan. Seperti mengunyah sebutir kacang yang berdurasi lebih lama dari biasanya. Hujan yang turun dengan tenang mengajak kita untuk berdiam, melihat ke dalam diri, merenung dan merasakan cinta dalam bentuk yang lebih halus – cinta pada diri sendiri, kepada orang lain, dan pada kehidupan itu sendiri.

Keromantisan di bulan November sering kali tidak terucap dalam kata-kata. Atau dalam tulisan. Bisa saja dalam bentuk genggaman tangan saat berjalan di bawah payung yang sama, atau saling bertukar senyum saat menyeduh minuman hangat di pagi hari yang sejuk. Cinta di bulan ini lebih sederhana, tapi juga lebih dalam. Tidak perlu janji-janji manis atau gerakan besar – cukup dengan kehadiran, cukup dengan kehangatan yang terpancar dalam keheningan.

Banyak yang merasakan bahwa, di bulan ini adalah saat yang tepat untuk kembali mendekatkan diri kepada orang-orang yang disayangi, karena atmosfer yang tenang seolah mengajak kita untuk lebih memerhatikan dan mengapresiasi mereka. November adalah bulan untuk berbagi selimut hangat, untuk duduk berdampingan dalam hening, atau berjalan pelan menelusuri trotoar yang basah sambil berbicara tentang harapan dan angan-angan. Atau tentang masa lalu yang mengesankan.

Jadikan November untuk mengingatkan kita bahwa, cinta itu tidak harus selalu penuh gairah dan keramaian. Terkadang atau sering kali, cinta yang paling indah adalah cinta yang hadir dalam kesunyian dan keheningan – yang tidak mengharapkan apa pun selain kebersamaan.

Jadi, ketika November tiba, mari belajarlah untuk lebih menghargai keindahan kecil di sekitar kita. Mari luangkan waktu untuk lebih menikmati tetesan hujan, meresapi hawa dingin yang mengajak kita untuk lebih saling mendekat, dan menemukan romansa yang tersembunyi di dalam kesederhanaan.

November bukan hanya sekadar bulan yang membawa hujan, angin dan petir, tapi juga bulan yang menawarkan kehangatan bagi hati yang ingin merasakan, untuk jiwa yang ingin menemukan, dan untuk cinta yang ingin bertahan. Karena, di balik setiap tetesan hujan, selalu ada kisah cinta yang menunggu untuk ditemukan.

 

Jakarta, 04 November 2024

Yoss Prabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Hilangnya Budaya Saling Support

Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...