Di Selasar kita bisa berdiskusi. Ramai-ramai atau sendiri. Boleh. Sambil minum kopi, merenung atau hanya sekedar berimajinasi, juga boleh. Atau sambil bermimpi dan masturbasi. Pun boleh-boleh saja. Terserah! Silakan saja. Suka-suka.
Tampilkan postingan dengan label aneka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aneka. Tampilkan semua postingan
Senin, 09 Desember 2024
Fufufafa
Fufufafa
Yoss Prabu
Akun Fufufafa menjadi kontroversial karena dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden terpilih Indonesia 2024-2029. Akun ini awalnya aktif di platform Kaskus dan diduga sering mengunggah komentar negatif terhadap tokoh politik seperti Prabowo Subianto. Kontroversi memuncak setelah publik mengaitkan nomor telepon terkait akun ini dengan data pribadi Gibran, termasuk nama yang muncul dalam layanan e-wallet seperti GoPay dan OVO. Meski nama akun di GoPay diubah menjadi "Slamet," jejak digitalnya tetap memunculkan nama asli Gibran dalam beberapa kasus.
Gibran sendiri membantah keterkaitan dengan akun tersebut, meminta publik untuk langsung menanyakan kepada pemilik akun. Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, juga menyatakan bahwa belum ada bukti jelas mengenai keterlibatan Gibran.
Isu ini dinilai memiliki potensi merusak citra Gibran secara politik, terutama karena waktu kemunculannya berdekatan dengan masa pemilihannya sebagai Wakil Presiden. Selain itu, diskusi di media sosial menunjukkan kemungkinan adanya dinamika politik yang lebih besar di balik kontroversi ini.
Dunia media sosial tak pernah lepas dari cerita-cerita unik, termasuk munculnya akun-akun anonim yang menjadi pusat perhatian publik. Salah satu yang belakangan ini menarik perhatian adalah akun bernama “Fufufafa” di platform X (sebelumnya Twitter). Akun ini, meski tampak sederhana dengan profil yang tidak menonjol, memiliki daya tarik luar biasa karena konten-konten yang menggoda rasa penasaran netizen. Uniknya, nama Gibran Rakabuming Raka – Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo – ikut terseret dalam obrolan seputar akun tersebut.
Fufufafa pertama kali mencuri perhatian karena gaya postingannya yang lugas, penuh teka-teki, dan kerap memberikan "kode-kode" tertentu. Banyak pengguna media sosial mulai berspekulasi bahwa akun ini dikelola oleh seseorang yang memiliki akses ke informasi orang dalam atau lingkaran elit tertentu. Tulisannya seringkali membahas isu-isu politik dan sosial, namun dengan pendekatan yang ringan dan cenderung menghibur.
Spekulasi menjadi semakin liar ketika beberapa pengguna menghubung-hubungkan Fufufafa dengan Gibran Rakabuming Raka. Sebagian menduga bahwa akun ini dikelola oleh orang dekat Gibran, atau bahkan oleh Gibran sendiri. Meski demikian, hingga kini tidak ada bukti konkret yang dapat mengonfirmasi keterkaitan langsung antara keduanya.
Gibran Rakabuming Raka dikenal sebagai figur publik yang aktif di media sosial. Ia kerap berinteraksi dengan warga melalui berbagai platform, mulai dari menjawab pertanyaan hingga melontarkan humor yang menggelitik. Gibran juga terkenal dengan gaya komunikasinya yang santai dan sering kali “receh”, jauh dari kesan formal yang biasanya melekat pada pejabat pemerintahan.
Namun, keterkaitan Gibran dengan akun-akun anonim seperti Fufufafa justru menjadi teka-teki yang menghibur netizen. Gibran sendiri, saat ditanya mengenai spekulasi ini, menanggapinya dengan nada bercanda. Dalam salah satu kesempatan, ia mengatakan, “Saya juga penasaran siapa itu Fufufafa,” sambil tertawa. Jawaban ini semakin memancing tawa publik sekaligus memperkuat citra Gibran sebagai pemimpin muda yang dekat dengan masyarakat.
Kehadiran akun-akun anonim seperti Fufufafa sebenarnya bukan hal baru di dunia maya Indonesia. Banyak dari akun ini menggunakan anonimitas sebagai cara untuk berbicara lebih bebas, terutama soal isu-isu politik dan sosial yang sensitif. Namun, kehadiran Fufufafa terasa berbeda karena pendekatannya yang tidak melulu serius. Akun ini justru menggunakan humor dan sindiran ringan untuk menyampaikan pesan, membuatnya lebih mudah diterima oleh khalayak luas.
Bagi sebagian orang, keterkaitan nama Gibran dengan Fufufafa hanyalah sebuah hiburan semata. Tetapi bagi yang lain, hal ini menunjukkan bagaimana media sosial telah menjadi medium penting dalam politik modern. Dengan gaya komunikasi yang santai dan penuh humor, sosok seperti Gibran dan akun-akun seperti Fufufafa menjadi bukti bahwa era politik formal yang kaku mulai bergeser ke arah yang lebih cair dan inklusif.
Fenomena Fufufafa menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin melek terhadap isu-isu yang terjadi di sekitarnya, tetapi tetap menginginkan hiburan di tengah arus informasi yang berat. Keterkaitan nama Gibran dalam tulisan ini, meski belum terbukti benar, menunjukkan betapa kuatnya daya tarik seorang figur publik dalam membangun narasi di media sosial.
Dalam era di mana batas antara serius dan santai semakin tipis, fenomena seperti Fufufafa menjadi pengingat bahwa media sosial bukan hanya tempat berbagi informasi, tetapi juga ruang untuk berinteraksi, berhumor, dan berbagi keresahan bersama. Dan di tengah semuanya, Gibran Rakabuming Raka hadir sebagai tokoh yang memahami dinamika ini, menjadikannya bagian dari strategi untuk terus dekat dengan masyarakat.
Akun Fufufafa mungkin hanyalah satu dari sekian banyak fenomena internet, tetapi ceritanya adalah cerminan bagaimana media sosial bisa menjadi panggung yang besar, bahkan bagi mereka yang anonim. Dan ketika nama Gibran terhubung, panggung itu terasa semakin menarik.
Selasa, 29 Mei 2018
Langganan:
Postingan (Atom)
Hilangnya Budaya Saling Support
Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...
-
Romantisme di Balik Hujan November selalu punya keistimewaan. Bagi sebagian orang tentunya. Sebab ketika banyak yang beranggapan, No...