Selasa, 07 Mei 2013

Debu-Debu Metropolitan I

Debu-Debu Metropolitan I

Debu-debu telah kehilangan syahwatnya,
ketika menampak wajah papa tak lagi berduka.
Itu karena libido angin telah mengusiknya. Pada setiap pergantian musim,
saat senja menuju malam.

Bersatulah para debu.
Meski dalam rindu.
Walau berselimut sendu.

Kenapa pula nestapa menjadi kian pilu. Padahal
tak ada kehangatan andai kian berlapis selimut ditebar.
Jangan ragu seperti itu. Karena masih ada doa para biksu.
Yang semakin khusu, kian tak mengenal kata lesu.

Yoss Prabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Hilangnya Budaya Saling Support

Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...