Debu-Debu Metropolitan II
Tungku itu bernama Jakarta, yang memanggang matahari
Tungku itu bernama Jakarta, yang memanggang matahari
pertengahan
tahun kabisat.
Ketika
udara panas meranggas. Cakrawala meregang,
menggelinjang
lalu menggelepar.
Menepis
debu-debu yang membeku, yang mengkristal.
Berterbangan.
Hinggap pada wajah-wajah manequen
tanpa
ekspresi.
Risau,
apatis, kaku.
Kembali
membuat wajah dusta menjadi bersih,
tak
berdebu.
Semerbak
parfum, semarak senyum.
Bertebaran.
Sarat hipokris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.