Masa lampau Indonesia
sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali
ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau
itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa,
Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Sumatera - Pulau Emas
Peta Sumatera |
Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di
Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada
pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli)
diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena
merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan
sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera
terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan
sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil
dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan
Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung
Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung
tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan
emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber
kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas.
Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas.
Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti
Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga
berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar
pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di
utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung
pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau
Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu
bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang
seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera.
Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain
dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan
dikenal sebagai pulau emas kembali.
Jawa - Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama
JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau
Padi" dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan
"Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan
tambang emas", sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli
geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan
“negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti
“Pulau Padi”.
Peta P. Jawa |
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat
Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan
besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau
Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura.
Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara
banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri
kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di
Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra,
semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua,
dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor
Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya
dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu,
catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan
bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur
di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai
konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di
Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan
kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of
Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan
bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian
tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi
kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen
dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa
karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung
beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa.
Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi.
Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin atau pun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa
sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang
tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai,
kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang
merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol,
nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan
di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin
jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian
maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT)-Kepulauan
Wisata
Peta Bali & Suda Kecil |
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini
dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak
dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar
abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa
misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri
Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa
mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai The Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda
Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya
berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak
ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke
Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata
raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727
M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di
kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah
kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana
yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di
Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan
sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah
Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana
di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi
Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan
untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh
yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini
merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau
terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia.
Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba
satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil
merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat
banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara
maksimal.
Kalimantan - Pulau Lumbung Energi
Peta Borneo (Kalimantan) |
Pada zaman dulu pedagang asing datang
ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang
burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam
masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara
sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas
dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai.
Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama
Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India
secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita
Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang
berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno
Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah
“Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal
zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah
satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang
dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas
dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai
sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti
batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium
yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu
Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi
botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO
sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi - Pulau Besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan
nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini
telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya
peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah
Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata
‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah
penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau
Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu
yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan
penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat
terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar
Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti
kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan
lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai
tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah
berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar
dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara
sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil,
diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan
kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan
perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang
kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti
Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah
memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa
membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat
Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu
perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian
luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu
yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama
Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya
mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya
dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya
akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan
semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir,
batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat
maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku - Kepulauan Rempah-Rempah
Maluku memiliki nama asli
"Jazirah al-Mulk" yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang
terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu
Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang
berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’
(tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan
Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’
yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices
island’.
Peta Maluku |
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal
sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah
rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum
masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan
Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan
Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai
transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari
daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat
kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan
wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM
itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad
pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang
paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal
Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan
berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang
tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi
perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah
waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini.
Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju
Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya
Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu
alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali
berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku
bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.
Papua - Pulau Surga
Papua adalah pulau terbesar kedua di
dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya
dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau
Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya
menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk
pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan
menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE
dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas.
Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in
Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga
yang hilang.
Peta Papua |
Papua telah dikenal akan kekayaan
alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan
Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan
itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung
dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang
kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan
rempah-rempah, wangi-wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman
Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah
kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala
Burung sampai Namatota (Kab. Fak-fak) disebelah Selatan, serta pulau-pulau di
sekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan
Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua.
Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai
tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut
sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman
hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim
survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan
peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana
mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang
hilang", dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan
jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam
sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan
kekayaan alam yang melimpah tersebut.
Demikianlah sedikit tulisan mengenai
pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya
Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita
tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara
ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak
tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso
Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang
disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris
Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari
sepanjang waktu.
Oppenheimer dalam buku “Eden in the
East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland
(Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu
bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan
lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of
fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia.
Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi
terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa
sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut
maupun budayanya.
Kebudayaan asli Indonesia sudah
berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis
di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan
tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa
masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat
dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat
kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara
yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah
di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut
mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari
Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia.
Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul
dari dalam bumi Indonesia ini.
Bumi yang kaya ini jika dikelola
dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran
yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak
perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati
dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat
secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai
yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan
masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu
terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
Sumber: WTF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.