Minggu, 16 Juni 2013

Kisah Hidup Si Kumis Secuil-Adolf Hitler (3)

Bagian terakhir tentang Si Kumis Secuil-Adolf Hitler

Perang Dunia II

Pada Februari 1938, atas nasihat Menteri Luar Negeri yang baru ditunjuk, Joachim von Ribbentrop yang sangat pro-Jepang, Hitler mengakhiri aliansi Cina-Jerman dengan Republik Cina demi membentuk aliansi dengan Jepang yang lebih modern dan kuat. Hitler mengumumkan pemerintahannya mengakui Manchukuo, negara dudukan Jepang di Manchuria, dan menarik klaim Jerman terhadap bekas koloni mereka di Pasifik yang dimiliki Jepang. Hitler menyatakan berakhirnya pengiriman senjata ke Cina dan memulangkan semua pejabat Jerman yang bekerja di Angkatan Darat Cina. Sebagai tindak balasan, Jenderal Cina Chiang Kai-shek membatalkan semua perjanjian ekonomi Cina-Jerman, sehingga bahan mentah Cina tidak lagi masuk ke Jerman.


Austria dan Cekoslowakia
Pada tanggal 12 Maret 1938, Hitler mengumumkan penyatuan Austria dengan Jerman Nazi dalam program Anschluss. Hitler kemudian mengalihkan perhatiannya ke populasi etnis Jerman di distrik Sudetenland di Cekoslowakia.
Tanggal 28–29 Maret 1938, Hitler mengadakan serangkaian pertemuan rahasia di Berlin bersama Konrad Henlein dari Heimfront (Front Dalam Negeri) Sudeten, partai etnis Jerman di Sudetenland. Mereka setuju agar Henlein meminta otonomi yang lebih besar bagi penduduk Jerman Sudeten ke pemerintah Cekoslowakia, sehingga memberi legitimasi atas aksi militer Jerman ke Cekoslowakia. Pada April 1938, Henlein memberitahu menteri luar negeri Hongaria bahwa "apa pun yang ditawarkan pemerintah Ceko, ia akan selalu meminta lebih tinggi lagi. Ia ingin menyabotase pemahaman dengan artian apa pun karena inilah satu-satunya cara memecah Cekoslowakia dengan cepat". Secara pribadi, Hitler menganggap masalah Sudeten tidak penting; keinginan sebenarnya adalah melancarkan perang penaklukan terhadap Cekoslowakia.
Oktober 1938: Hitler (berdiri di Mercedes) berkendara melalui kerumunan di Cheb (Jerman: Eger), bagian dari wilayah berpenduduk Jerman Sudetenland di Cekoslowakia, yang dianeksasi ke Jerman Nazi akibat Perjanjian Munich.

Pada bulan April, Hitler meminta OKW bersiap-siap untuk Fall Grün ("Kasus Hijau"), kode invasi ke Cekoslowakia. Karena tekanan diplomatik bertubi-tubi dari Perancis dan Britania, pada tanggal 5 September Presiden Cekoslowakia Edvard Beneš meluncurkan "Rencana Keempat" untuk reorganisasi konstitusional negaranya yang menyetujui sebagian besar permintaan Henlein untuk otonomi Sudeten. Heimfront Henlein menanggapi tawaran Beneš dengan serangkaian kerusuhan melawan polisi Cekoslowakia dan berujung pada penerapan darurat militer di sejumlah distrik di Sudeten.
Jerman bergantung pada minyak impor; konfrontasi dengan Britania atas sengketa Cekoslowakia akan mengurangi suplai minyak Jerman. Hitler membatalkan Fall Grün yang awalnya direncanakan dilaksanakan tanggal 1 Oktober 1938. Pada 29 September, Hitler, Neville Chamberlain, Édouard Daladier, dan Benito Mussolini mengadakan konferensi satu hari di Munich dan menghasilkan Perjanjian Munich yang berisi penyerahan distrik Sudetenland ke Jerman.
Toko-toko Yahudi hancur di Magdeburg pasca-Kristallnacht (November 1938) Chamberlain puas dengan konferensi Munich dan menyebutnya "perdamaian untuk masa kini", sementara Hitler marah karena kehilangan kesempatan berperang pada tahun 1938; ia menyatakan ketidakpuasannya dalam sebuah pidato tanggal 9 Oktober di Saarnrűcken. Dalam pandangan Hitler, perdamaian yang dibantu Britania ini, meski memenuhi permintaan Jerman, adalah kekalahan diplomatik yang menggagalkan keinginannya membatasi kekuasaan Britania untuk membuka jalan ekspansi Jerman ke timur. Karena pertemuan itu pula Hitler terpilih sebagai Man of the Year versi majalah Time tahun 1938.

Pada akhir 1938 dan awal 1939, krisis ekonomi yang berlanjut akibat persenjataan kembali memaksa Hitler memotong anggaran besar-besaran. Dalam pidato "Ekspor atau mati" tanggal 30 JAnuari 1939, ia meminta serangan ekonomi demi meningkatkan kepemilikan valuta asing Jerman untuk membeli bahan mentah seperti besi berkualitas tinggi untuk senjata-senjata militernya.
Pada tanggal 15 Maret 1939, melanggar Perjanjian Munich dan mungkin akibat krisis ekonomi yang menekankan perlunya aset tambahan, Hitler memerintahkan Wehrmacht menyerbu Praha dan memproklamasikan Bohemia dan Moravia sebagai protektorat Jerman dari Kastil Praha.

Pecahnya Perang Dunia II
Dalam diskusi pribadi tahun 1939, Hitler menyatakan Britania sebagai musuh utama yang perlu dikalahkan dan pemusnahan Polandia adalah prasyarat yang diperlukan demi mencapai tujuan tersebut. Sisi timur akan diamankan dan daratannya dimasukkan dalam Lebensraum Jerman.
Tersinggung oleh "jaminan" kemerdekaan Polandia oleh Britania pada 31 Maret 1939, Hitler berkata, "Aku harus membuatkan minuman iblis untuk mereka." Dalam sebuah pidato di Wilhelmshaven pada acara peluncuran kapal perang Tirpitz tanggal 1 April, ia mengancam akan membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman jika Britania terus menjamin kemerdekaan Polandia, yang ia pandang sebagai kebijakan "pengepungan". Polandia akan menjadi negara satelit Jerman atau dinetralisasi untuk mengamankan sisi timur Reich dan mencegah kemungkinan blokade Britania. Hitler awalnya memilih ide negara satelit, tetapi karena ditolak pemerintah Polandia, ia memutuskan menginvasi Polandia dan menjadikannya tujuan utama kebijakan luar negerinya tahun 1939. Pada tanggal 3 April, Hitler memerintahkan pihak militer bersiap untuk Fall Weiss ("Kasus Putih"), yaitu rencana penyerbuan ke Polandia tanggal 25 Agustus. Dalam pidato di Reichstag tanggal 28 April, Hitler membatalkan Perjanjian Laut Inggris-Jerman dan Pakta Non-Agresi Jerman–Polandia. Pada bulan Agustus, Hitler memberitahu jenderal-jenderalnya bahwa rencana awalnya untuk tahun 1939 adalah "...membentuk hubungan baik dengan Polandia demi memerangi Barat." Sejumlah sejarawan seperti William Carr, Gerhard Weinberg, dan Ian Kershaw berpendapat bahwa alasan ketergesaan Hitler melancarkan perang adalah ia takut keburu meninggal duluan.
Hitler di prangko 42 pfennig tahun 1944. Istilah Grossdeutsches Reich (Reich Jerman Raya) pertama dipakai tahun 1943 untuk menyebut wilayah ekspansi Jerman di bawah kekuasaannya.
Hitler khawatir serangan militernya ke Polandia akan menciptakan perang lebih awal terhadap Britania. Akan tetapi, menteri luar negeri Hitler dan mantan Duta Besar untuk London Joachim von Ribbentrop menjamin bahwa baik Britania maupun Perancis tidak akan menghormati komitmen mereka ke Polandia. Karena dijamin seperti itu, pada tanggal 22 Agustus 1939 Hitler memerintahkan mobilisasi militer ke Polandia.
Rencana ini memerlukan bantuan rahasia dari Soviet dan pakta non-agresi (Pakta Molotov-Ribbentrop) antara Jerman dan Uni Soviet, dipimpin Joseph Stalin, termasuk perjanjian rahasia pembelahan Polandia untuk kedua negara tersebut. Menanggapi pakta yang baru terbentuk ini dan berbeda dengan prediksi Ribbentrop bahwa aksi ini akan memperburuk hubungan Inggris-Polandia Britania dan Polandia membentuk aliansi Inggris-Polandia pada 25 Agustus 1939. Manuver ini, bersamaan dengan berita dari Italia bahwa Mussolini tidak akan menghormati Pakta Baja, memaksa Hitler menunda serbuan ke Polandia dari 25 Agustus menjadi 1 September. Hitler gagal mengalihkan Britania ke posisi netral dengan menawarkan jaminan non-agresi ke Imperium Britania tanggal 25 Agustus; ia kemudian menginstruksikan Ribbentrop agar mengungkapkan rencana perdamaian menit-menit terakhir dengan batasan waktu yang sangat pendek agar bisa menyalahkan perang yang akan terjadi pada ketidaksigapan Britania dan Polandia.
Meski gelisah akan intevensi Britania, Hitler melanjutkan rencana invasi Polandia. Pada tanggal 1 September 1939, Jerman menyerbu Polandia Barat dengan alasan klaimnya terhadap Kota Bebas Danzig dan haknya atas jalan ekstrateritorial melintasi Koridor Polandia ditolak, yang telah diserahkan Jerman sesuai Perjanjian Versailles. Merespon tindakan ini, Britania Raya dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September, mengejutkan Hitler dan memaksanya bertanya dengan nada marah kepada Ribbentrop, "Sekarang apa lagi?" PErancis dan Britania segera bertindak sesuai pernyataan mereka, dan pada 17 September, pasukan Soviet menyerbu Polandia timur.
Polandia takkan pernah bangkit lagi dalam bentuk Perjanjian Versailles. Ini dijamin tidak hanya oleh Jerman, tetapi juga ... Rusia.

Jatuhnya Polandia diikuti oleh apa yang disebut sejumlah wartawan sebagai "Perang Palsu" atau Sitzkrieg ("perang duduk"). Hitler menginstruksikan dua GauletierPolandia barat laut yang baru ditunjuk, Albert Forster dari Reichsgau Danzig-Prusia Barat dan Arthur Greiser dari Reichsgau Wartheland, untuk "menjermanisasikan" daerah mereka "tanpa pertanyaan" tentang bagaimana caranya. Ketika penduduk Polandia di daerah Forster harus menandatangani pernyataan bahwa mereka memiliki darah Jerman, Greiser melakukan kampanye pembersihan etnis brutal terhadap penduduk Polandia di daerahnya. Greiser mengeluh Forster mengizinkan ribuan orang Polandia diterima sebagai "ras" Jerman sehingga mengancam "kemurnian ras" Jerman. Hitler menolak terlibat, karena ingin menjadikannya contoh dari teori "bekerja untuk Führer": Hitler mengeluarkan instruksi yang tidak jelas dan mengharapkan semua bawahannya menjalankan kebijakan mereka sendiri.
Sengketa lain muncul tentang metode Himmler dan Greiser, yang memilih pembersihan etnis di Polandia, melawan metode Göring dan Hans Frank, Gubernur Jenderal teritori Pemerintah Umum Polandia, yang ingin mengubah Polandia menjadi "lumbung padi" Reich. Pada tanggal 12 Februari 1940, sengketa ini awalnya selesai melalui pelaksanaan metode Göring–Frank, yang mengakhiri pengusiran massal yang mengganggu arus ekonomi. Akan tetapi, pada 15 Mei 1940, Himmler menulis memo berjudul "Pemikiran tentang Penanganan Penduduk Asing di Timur" yang mengusulkan pengusiran seluruh penduduk Yahudi di Eropa ke Afrika dan mengucilkan penduduk Polandia menjadi "kelas buruh tanpa pemimpin." Hitler menyebut memo Himmler "bagus dan tepat," lalu menerapkan kebijakan Himmler–Greiser di Polandia, sambil mengabaikan Göring dan Frank.

Hitler mulai memusatkan militernya di perbatasan barat Jerman, dan pada April 1940, pasukan Jerman menyerbu Denmark dan Norwegia. Tanggal 9 April, Hitler mengumumkan kelahiran "Reich Jerman Raya", yaitu visinya akan sebuah imperium bangsa-bangsa Jermanik di Eropa yang bersatu, tempat orang Belanda, Flandria, dan Skandinavia bergabung dalam pemerintahan "ras murni" di bawah kepemimpinan Jerman. Bulan Mei 1940, Jerman menyerang Perancis, dan menduduki Luksemburg, Belanda dan Belgia. Kemenangan tersebut memaksa Mussolini membawa Italia bergabung dengan Hitler pada 10 Juni. Perancis menyerah tanggal 22 Juni.
Britania, yang tentaranya dipaksa meninggalkan Perancis melalui laut dari Dunkirk, terus berperang bersama jajahan Britania yang lain pada Pertempuran Atlantik. Hitler menawarkan perdamaian kepada pemimpin Britania Raya yang baru, Winston Churchill, dan setelah ditolak ia memerintahkan serangan pengeboman ke Britania Raya. Rencana invasi Hitler ke Britania Raya dimulai dengan serangkaian serangan udara pada Pertempuran Britania terhadap sejumlah pangkalan udara dan stasiun radar Angkatan Udara Kerajaan (RAF) di Inggris Tenggara.
 Sayangnya, Luftwaffe Jerman tidak mampu mengalahkan Angkatan Udara Kerajaan. Pada akhir Oktober, Hitler menyadari bahwa superioritas udara untuk invasi Britania – Operasi Sea Lion – tidak dapat diraih, lalu ia melancarkan serangan udara malam terhadap kota-kota di Britania, termasuk London, Plymouth dan Coventry.
Pada tanggal 27 September 1940, Pakta Tiga Pihak ditandatangani di Berlin oleh Saburō Kurusu dari Kekaisaran Jepang, Hitler, dan menteri luar negeri Italia Ciano, kemudian meluas hingga Hongaria, Rumania dan Bulgaria, sehingga memperkuat kekuatan Poros. Upaya Hitler dalam mengintegrasikan Uni Soviet dengan blok anti-Britania gagal pasca pertemuan buntu antara Hitler dan Molotov di Berlin pada bulan November, kemudian ia meminta semua pihak bersiap untuk invasi besar-besaran ke Uni Soviet.
Pada musim semi 1941, aktivitas militer di Afrika Utara, Balkan, dan Timur Tengah mengalihkan Hitler dari rencananya di kawasan timur. Bulan Februari, pasukan Jerman tiba di Libya untuk memperkuat keberadaan pasukan Italia di sana. Bulan April, Hitler melancarkan invasi Yugoslavia, yang tidak lama kemudian diikuti dengan invasi Yunani. Bulan Mei, pasukan Jerman dikirim untuk membantu pasukan pemberontak Irak memerangi Britania dan menyerbu Kreta. Pada tanggal 23 Mei, Hitler mengeluarkan Surat Perintah Führer No. 30.

Menjelang kekalahan
Tanggal 22 Juni 1941, melawan pakta non-agresi Hitler–Stalin tahun 1939, 5,5 juta tentara Poros menyerbu Uni Soviet. Tujuan dari serangan berskala besar ini (Operasi Barbarossa) adalah penghancuran total Uni Soviet dan perebutan semua sumber daya alamnya untuk upaya agresi masa depan terhadap negara-negara Barat. Dalam invasi ini, Jerman berhasil mencaplok wilayah yang sangat luas, termasuk beberapa republik Baltik, Belarus dan Ukraina Barat. Setelah keberhasilan Pertempuran Smolensk, Hitler memerintahkan Grup Angkatan Darat Tengah menghentikan lajunya ke Moskwa dan sementara mengalihkan grup Panzernya ke utara dan selatan untuk membantu pengepungan Leningrad dan Kiev. Keputusan Hitler ini menciptakan krisis besar di kalangan petinggi militer, karena para jenderal tidak setuju dengan perubahan target tersebut. Jeda yang diambil Hitler pada akhir musim panas memberikan Angkatan Darat Merah kesempatam memobilisasi cadangan-cadangan baru; sejarawan Russel Stolfi menganggap hal ini sebagai salah satu faktor utama yang menyebabkan kegagalan serangan Moskwa, yang baru dilanjutkan bulan Oktober 1941 dan berakhir dengan kegagalan besar pada bulan Desember.

Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbor, Hawaii-AS. Empat hari kemudian, Hitler secara resmi menyatakan perang melawan Amerika Serikat.
Tanggal 18 Desember 1941, Himmler menanyai Hitler, "Apa yang perlu dilakukan terhadap kaum Yahudi Rusia?" Hitler menjawab, "als Partisanen auszurotten" ("musnahkan mereka sebagai partisan"). Sejarawan Israel Yehuda Bauer berkomentar bahwa pernyataan tersebut bisa jadi tanda-tanda yang hampir bisa dikatakan para sejarawan sebagai perintah langsung dari Hitler untuk melaksanakan genosida saat Holocaust.
Pada akhir 1942, pasukan Jerman kalah dalam pertempuran El Alamein kedua, menggagalkan rencana Hitler merebut Terusan Suez dan Timur Tengah. Kelewat yakin atas kemampuan militernya sendiri pasca kemenangan awal tahun 1940, Hitler menjadi tidak percaya terhadap Komando Tinggi Angkatan Darat dan mulai ikut campur dalam militer dan perencanaan taktis dengan akibat yang menghancurkan. Pada bulan Februari 1943, penolakan Hitler yang berulang-ulang terhadap penarikan mereka dari Pertempuran Stalingrad mengakibatkan kehancuran total Angkatan Darat ke-6. Lebih dari 200.000 tentara Poros gugur dan 235.000 lainnya ditawan, hanya 6.000 di antaranya yang pulang ke Jerman setelah perang. Setelah itu, terjadi kekalahan mutlak pada Pertempuran Kursk. Pendapat militer Hitler mulai tidak jelas, dan posisi militer dan ekonomi Jerman ikut jatuh seiring memburuknya kesehatan Hitler. Kershaw dan sejarawan lain percaya Hitler mengalami penyakit Parkinson.
Pascainvasi Sekutu ke Sisilia tahun 1943, Mussolini digulingkan oleh Pietro Badoglio, yang menyerah kepada Sekutu. Sepanjang tahun 1943 dan 1944, Uni Soviet pelan-pelan memaksa pasukan Hitler mundur di sepanjang Front Timur. Tanggal 6 Juni 1944, pasukan Sekutu Barat mendarat di Perancis utara dalam salah satu operasiamfibi terbesar sepanjang sejarah, Operasi Overlord. Akibat serangkaian kemunduran besar yang dialami Angkatan Darat Jerman, banyak petingginya berkesimpulan bahwa kekalahan tak dapat dielakkan dan kesalahan perhitungan atau penolakan Hitler akan membawa perang ke dalam negeri dan menyebabkan Jerman hancur total.
Upaya paling terkenal justru berasal dari Jerman sendiri dan didorong oleh kemungkinan bahwa Jerman akan kalah perang. Pada Juli 1944, rencana 20 Juli, bagian dari Operasi Valkyrie, dijalankan. Claus von Stauffenberg meletakkan sebuah bom di salah satu bangunan markas Hitler, Wolf's Lair di Rastenburg. Hitler nyaris terbunuh karena seseorang tidak sengaja mendorong kopor bom tersebut ke belakang kaki meja konferensi yang tebal. Saat bom meledak, meja itu memantulkan ledakan menjauhi Hitler. Setelah itu, Hitler memerintahkan balas dendam yang kejam yang berujung pada eksekusi lebih dari 4.900 orang.

Kekalahan dan kematian
Pada akhir 1944, baik Angkatan Darat Merah dan Sekutu Barat sedang menyerbu masuk Jerman. Mengetahui kekuatan dan kegigihan Angkatan Darat Merah, Hitler memutuskan memakai sisa tentara cadangannya untuk melawan tentara Amerika Serikat dan Britania yang ia anggap lebih lemah. Pada 16 Desember, ia melancarkanserangan di Ardennes untuk memecah belah Sekutu Barat dan mungkin meyakinkan mereka ikut berpeang melawan Soviet. Setelah serangan tersebut gagal, Hitler sadar bahwa Jerman akan kalah perang. Harapan terakhirnya untuk menegosiasikan damai dengan Amerika Serikat dan Britania dibantu oleh Kematian Franklin D. Roosevelt tanggal 12 April 1945; namun, berbeda dengan harapannya, Sekutu tetap tidak gentar. Bertindak dengan pandangannya bahwa kegagalan militer Jerman turut menghilangkan haknya untuk berdiri sebagai suatu bangsa, Hitler memerintahkan penghancuran semua infrastruktur industri Jerman sebelum jatuh ke tangan Sekutu. Menteri Persenjataan Albert Speer dipercaya untuk mengeksekusi rencana bumi hangus ini, namun diam-diam ia tolak.
Pada tanggal 20 April, ulang tahun Hitler ke-56, Hitler melakukan perjalanan terakhir dari Führerbunker ("perlindungan Führer") ke permukaan. Di kebun Reichskanzlei yang hancur, ia menyematkan Iron Cross kepada sejumlah tentara Pemuda Hitler. Pada 21 April, Front Belorusia ke-1 pimpinan Georgy Zhukov berhasil menembus pertahanan Grup Angkatan Darat Vistula Jerman pimpinan Jenderal Gotthard Heinrici pada Pertempuran Dataran Tinggi Seelow dan melaju hingga pinggiran kota Berlin. Menolak situasi tersebut, Hitler menggantungkan harapannya pada pasukan Waffen SS pimpinan Jenderal Felix Steiner, Armeeabteilung Steiner ("Detasemen Angkatan Darat Steiner"). Hitler meminta Steiner menyerang sisi utara bukit dan Angkatan Darat Kesembilan Jerman diperintahkan menyerang ke utara dalam bentukserangan jepit.
Pada konferensi militer tanggal 22 April, Hitler mempertanyakan serangan Steiner. Ia diberitahu bahwa serangan tersebut tak pernah dilancarkan dan pasukan Rusia sudah memasuki Berlin. Jawaban tersebut memaksa Hitler meminta semua orang selain Wilhelm Keitel, Alfred Jodl, Hans Krebs, dan Wilhem Burgdorf keluar ruangan. Hitler kemudian marah besar-besaran atas pengkhianatan dan ketidakmampuan para komandannya yang diakhiri dengan pernyataannya untuk pertama kali bahwa Jerman kalah perang. Hitler mengumumkan bahwa ia akan tetap berada di Berlin sampai perang berakhir, lalu bunuh diri.
Pada 23 April, Angkatan Darat Merah mengepung seluruh Berlin dan Goebbels membuat pernyataan yang meminta warga kota ikut mempertahankan Berlin. Pada hari itu pula, Göring mengirim telegram dari Berchtesgaden yang berisi pendapat bahwa karena Hitler terisolasi di Berlin, Göring harus mengambil alih pemerintahan Jerman. Göring menetapkan batas waktu, lewat dari itu ia menganggap Hitler tidak berkuasa lagi. Hitler menanggapinya dengan menahan Göring dan dalam surat wasiatnya yang ditulis 29 April, Hitler menyatakan Göring dipecat dari semua jabatan pemerintahan yang dipegangnya. Tanggal 28 April, Hitler mengetahui bahwa Himmler, yang meninggalkan Berlin tanggal 20 April, sedang mencoba membahas penyerahan diri dengan Sekutu Barat. Ia memerintahkan Himmler ditahan danHermann Fegelein (perwakilan SS Himmler di kantor pusat Hitler di Berlin) dieksekusi.
Setelah tengah malam 29 April, Hitler menikahi Eva Barun dalam sebuah upacara pernikahan kecil di ruang peta di Führerbunker. Setelah sarapan sederhana bersama istri barunya, ia membawa sekretaris Traudl Junge ke ruangan lain dan mendiktekan wasiat dan kata-kata terakhir. Peristiwa ini disaksikan dan dokumennya ditandatangani oleh Hans Krebs, Wilhelm Burgdorf, Joseph Goebbels, dan Martin Bormann. Sore itu, Hitler diberitahu tentang pembunuhan diktator Italia Benito Mussolini, yang mungkin mempertegas keinginannya untuk menolak ditangkap.
Tanggal 30 April 1945, setelah pertempuran jalanan yang sengit, ketika tentara Soviet berada satu atau dua blok dari Reichskanzlei, Hitler dan Braun bunuh diri; Braun menggigit kapsul sianida dan Hitler menembak dirinya. Jasad mereka dibawa naik melalui pintu keluar darurat bunker ke kebun belakang Reichskanzlei yang sudah hancur, kemudian ditempatkan di sebuah kawah bom dan disiram bensin. Kedua jasad kemudian dibakar diiringi suasana pengeboman oleh Angkatan Darat Merah.
Berlin menyerah pada tanggal 2 Mei. Catatan arsip Soviet — dirilis setelah jatuhnya Uni Soviet —memperlihatkan bahwa sisa-sisa jenazah Hitler, Braun, Joseph dan Magda Goebbels, enam anak Goebbels, Jenderal Hans Krebs, dan anjing-anjing Hitler berkali-kali dikubur dan diangkat. Pada tanggal 4 April 1970, sebuah tim KGB Soviet memakai peta pemakaman terperinci untuk mengangkat lima kotak kayu di fasilitas SMERSH di Magdeburg. Sisa-sisa jenazah dari kotak tersebut dibakar, dihancurkan, dan disebarkan di sungai Biederitz, anak sungai Elbe.

Holocaust
Jika para hartawan Yahudi di luar Eropa berhasil membawa bangsa ini sekali lagi ke kancah perang, akibatnya bukanlah bolshevisasi Bumi yang menguntungkan kaum Yahudi, namun pemusnahan ras Yahudi di Eropa.
Holocaust dan perang Jerman di timur didasarkan pada pandangan lama Hitler bahwa kaum Yahudi adalah musuh besar bangsa Jerman dan bahwa Lebensraum perlu diciptakan demi perluasan Jerman. Ia berfokus ke Eropa Timur untuk upaya perluasan tersebut dengan mengalahkan Polandia dan Uni Sovyet dan menyingkirkan atau membantai kaum Yahudi dan Slavia. Generalplan Ost ("Rencana Umum untuk Timur") berisikan deportasi penduduk Eropa Timur dan Uni Soviet yang diduduki ke Siberia Barat untuk dimanfaatkan sebagai buruh atau dibunuh; wilayah dudukan akan dikolonisasi oleh penduduk Jerman atau yang "dijermanisasi". 
Tujuannya adalah menerapkan rencana ini setelah menaklukkan Uni Soviet, tetapi jika gagal, Hitler tetap melanjutkannya. Pada Januari 1942, Hitler memutuskan untuk membunuh semua kaum Yahudi, Slavia, dan penduduk terdeportasi lain yang ingin disingkirkan.
Sebuah gerbong penuh jenazah di luar krematorium di kamp konsentrasi Buchenwald yang telah dibebaskan (April 1945) Holocaust ("Endlösung der Judenfrage” atau "Solusi Akhir Pertanyaan Yahudi") diperintahkan oleh Hitler dan disusun dan dilaksanakan oleh Heinrich Himmler dan Reinhard Heydrich. Catatan Konferensi – diselenggarakan tanggal 20 Januari 1942, dipimpin Heydrich dan dihadiri 15 pejabat senior Nazi memberikan bukti jelas tentang rencana sistematis Holocaust. Tanggal 22 Februari, Hitler mengatakan, "kita harus mendapatkan kembali kesehatan kita dengan memusnahkan kaum Yahudi." Sekitar 30 kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan dipakai untuk melaksanakan rencana ini. 

Pada musim panas 1942, kamp konsentrasi Auswitz dengan cepat diperluas untuk menampung sejumlah besar penduduk deportasi untuk dibunuh atau diperbudak.
Meski tidak ada perintah khusus dari Hitler yang mengizinkan pembunuhan massal yang dipublikasikan, ia menyetujui pembentukan Einsatzgruppenskuad pembunuh yang mengikuti jalur AD Jerman melintasi Polandia, Baltik, dan Uni Soviet dan ia sangat mengetahui aktivitas mereka. Dalam rekaman interograsi olehpejabat intelijen Soviet yang dipublikasikan 50 tahun kemudian, sopir Hitler, Heinz Linge, dan ajudannya, Otto Günsche, menyatakan bahwa Hitler punya ketertarikan langsung terhadap pengembangan kamar gas.
Antara 1939 dan 1945, Schutztaffel (SS), dibantu pemerintah Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia II kolaborasionis dan rekrutan dari negara-negara dudukan, bertanggung jawab atas kematian 11 hingga 14 juta orang, termasuk 6 juta kaum Yahudi yang mewakili dua per tiga populasi Yahudi di Eropa, serta antara 500.000 dan 1.500.000 etnis Roma. Kematian terjadi di kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan, ghetto, dan eksekusi massal. Banyak korban Holocaustdigas sampai mati, sementara lainnya meninggal karena kelaparan atau penyakit saat bekerja sebagai buruh paksa.
Kebijakan Hitler juga mengakibatkan pembunuhan bangsa Polandia dan tahanan perang Soviet, kaum komunis dan pesaing politik lain, homoseksual, orang yang cacat fisik dan mental, Saksi-Saksi Yehuwa, Adventis, dan anggota serikat dagang. Hitler tidak pernah mengunjungi kamp konsentrasi dan membicarakan pembunuhan tersebut di hadapan publik.
Konsep Nazi yang lain adalah arti dari kemurnian ras. Pada tanggal 15 September 1935, Hitler memperkenalkan dua hukum - disebut Hukum-Hukum Nuremberg - ke Reichstag. Hukum-hukum tersebut melarang pernikahan antara warga Jerman non-Yahudi dan Yahudi, serta melarang mempekerjakan wanita non-Yahudi di bawah usia 45 tahun di keluarga Yahudi. Hukum ini juga menghapus hak-hak kewarganegaraan Jerman yang dipegang orang-orang "non-Arya". Kebijakan eugenika pertama Hitler menargetkan anak-anak dengan cacat fisik dan mental dalam sebuah program bernama Action Brandt, lalu mengizinkan program eutanasia untuk orang dewasa dengan cacat fisik dan mental yang sekarang bernama Action T4.

Gaya kepemimpinan
Hitler memimpin NSDAP secara otokratik dengan menerapkan Führerprinzip ("prinsip pemimpin"). Prinsip ini bergantung pada kepatuhan absolut semua bawahannya kepada pimpinan mereka; sehingga ia melihat struktur pemerintahan sebagai sebuah piramida, dengan dirinya pemimpin mutlak di puncak. Pangkat dalam partai tidak ditentukan oleh pemilihan umum jabatan diisi melalui penunjukkan oleh pangkat yang lebih tinggi, yang menuntut kepatuhan tanpa pernyataan terhadap keinginan sang pemimpin. Gaya kepemimpinan Hitler adalah memberikan perintah berlawanan terhadap bawahannya dan menempatkan mereka pada jabatan-jabatan tempat tugas dan tanggung jawab mereka saling bertindihan agar "orang yang lebih kuat menjalankan pekerjaannya". Dengan cara ini, Hitler mendorong saling tidak percaya, persaingan, dan perkelahian di antara bawahannya demi mengonsolidasi dan memaksimalkan kekuasaannya. Kabinetnya tidak pernah rapat setelah tahun 1938, dan ia meminta para menterinya tidak bertemu secara pribadi. Hitler biasanya tidak memberi perintah tertulis; ia memberitahunya secara verbal atau disampaikan melalui rekan dekatnya, Martin Bormann.
Ia memercayakan semua dokumennya, penunjukannya, dan kekayaan pribadinya ke Bormann dan Bormann memanfaatkan jabatannya untuk mengendalikan arus informasi dan akses ke Hitler.
Hitler secara pribadi membuat semua keputusan militer besar. Sejarawan yang menilai kinerjanya setuju bahwa setelah awal yang kuat, ia semakin tidak fleksibel setelah 1941 sehingga ia menyia-nyiakan kekuaran militer yang dimiliki Jerman. Sejarawan Antony Beevor berpendapat bahwa saat perang pecah, "Hitler adalah pemimpin yang terinspirasi, karena kejeniusannya terletak pada menilai kelemahan orang lain dan memanfaatkan kelemahan tersebut." Akan tetapi, sejak 1941 sampai seterusnya, "ia menjadi sangat sklerotik. Ia tidak mengizinkan kemunduran atau fleksibilitas dalam bentuk apapun di antara komandan lapangannya, dan hal tersebut sangat menghancurkan."

Warisan
Dampak Nazisme dan Neo-Nazisme

Peristiwa bunuh diri Hitler dianggap para sejarawan kontemporer sebagai "mantra" yang dipatahkan. Menurut sejarawan John Toland, tanpa pemimpinnya, Sosialisme Nasional "meledak bagaikan gelembung."
Aksi Hitler dan ideologi Nazi hampir dianggap secara universal sebagai sesuatu yang sangat imoral; menurut sejarawan Ian Kershaw, "Belum pernah terjadi dalam sejarah kerusakan semacam itu—secara fisik dan moral—dikaitkan dengan nama satu orang saja." Program politik Hitler mengakibatkan pecahnya perang dunia, meninggalkan Eropa Timur dan Tengah yang hancur dan miskin. Jerman sendiri mengalami kehancuran menyeluruh yang dijuluki "Jam Nol". Kebijakan Hitler mengakibatkan penderitaan manusia dalam skala yang luar biasa; menurut R.J. Rummel, rezim Nazi bertanggung jawab atas pembunuhan demosida terhadap sekitar 21 warga sipil dan tahanan perang. 
Selain itu, 29 juta tentara dan warga sipil tewas akibat aksi militer di teater Eropa pada Perang Dunia II, dan peran Hitler dideskripsikan sebagai, "... perancang utama perang yang mengakibatkan 50 juta orang tewas dan jutaan lainnya meratapi kematian mereka ..." Para sejarawan, filsuf, dan politikus sering memakai kata "iblis" untuk menyebut rezim Nazi. Banyak negara Eropa mengkriminalisasikan dukungan terhadap Nazisme dan penolakan Holocaust.
Sejarawan Friedrich Meinecke menyebut Hitler sebagai "salah satu contoh terhebat kekuatan tunggal dan luar biasa seseorang sepanjang kehidupan sejarah". Sejarawan Inggris Hugh Trevor-Roper memandangnya sebagai "salah seorang 'penyederhana sejarah yang buruk', sosok penakluk dunia yang paling sistematis, paling bersejarah, paling filosofis, tetapi paling kasar, paling kejam, paling tidak murah hati yang pernah diketahui umat manusia." Bagi sejarawan John M. Roberts, kekalahan Hitler menandakan akhir fase sejarah Eropa yang didominasi Jerman. Sebagai penggantinya, muncullah Perang Dingin, sebuah konfrontasi global antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.


Pandangan agama
Hitler melihat gereja penting secara politik, sebagai suatu pengaruh konservatif terhadap masyarakat. Ia merasa jika gereja dihancurkan, umat beragama akan beralih ke mistisisme, yang ia anggap sebagai kemunduran politik dan budaya. Meski ia tidak pernah meninggalkan Gereja Katolik secara resmi, ia tidak punya kedekatan sejati dengan gereja. Setelah meninggalkan kampung halaman, ia tidak pernah lagi menghadiri misa atau menerima sakramen. Ia lebih menyukai aspek Protestanisme yang pas dengan pandangan-pandangannya dan mengadopsi sebagian elemen organisasi hierarkis, liturgi, dan fraseologi Gereja Katolik dalam politiknya.
Secara publik, Hitler sering memuji warisan Kristen dan budaya Kristen Jerman, dan memilih kepercayaan terhadap Yesusu Kristus "Arya" seorang Yesus yang memerangi umat Yahudi. Ia berbicara tentang interpretasinya terhadap Kristen sebagai motivasi utama antisemitismenya, sambil berkata, "Sebagai seorang Kristen aku tidak berhak mengizinkan diriku dibohongi, namun aku berhak menjadi seorang pejuang kebenaran dan keadilan." Secara pribadi, ia lebih kritis terhadap Kristen tradisional, menganggapnya sebuah agama yang pas dianut para budak; ia menyukai kekuatan Roma, tetapi kasar terhadap ajarannya. Sejarawan John S. Conway menyebutkan bahwa Hitler memiliki "antagonisme mendasar" terhadap gereja-gereja Kristen.
Dalam hubungan politik dengan gereja, Hitler mengambil strategi "yang pas dengan tujuan-tujuan politiknya". Menurut laporan US Office of Strategic Service, Hitler memiliki sebuah rencana umum, bahkan sebelum berkuasa, untuk menghancurkan pengaruh gereja Kristen di dalam Reich. Laporan berjudul "The Nazi Master Plan" itu menyatakan bahwa penghancuran gereja adalah tujuan gerakan tersebut sejak awal, namun tidak cukup untuk mengekspresikan posisinya yang ekstrem secara publik. Tujuannya, menurut Bullock, adalah menunggu sampai perang berakhir, lalu menghancurkan pengaruh Kristen.
Hitler menyukai tradisi militer Muslim, namun tetap menganggap bangsa Arab sebagai "ras inferior". Ia percaya bahwa bangsa Jerman, seperti umat Islam, bisa menguasai sebagian besar dunia pada Abad Pertengahan. Meski Himmler tertarik pada hal-hal gaib, penerjemahan sajak, dan melacak akar prasejarah bangsa Jermanik, Hitler justru lebih pragmatis dan ideologinya terpusat pada hal-hal yang lebih praktis.

Kesehatan
Banyak peneliti berpendapat bahwa Hitler menderita sindrom usus mudah iritasi, luka kulit, detak jantung tidak tetap, penyakit Parkinson, sifilis dan tinnitus. Dalam sebuah laporan untuk Office of Strategic Services tahun 1943, Walter C. Langer dari Universitas Harvard menyebut Hitler sebagai seorang "psikopat neurotik." Sejumlah teori seputar kondisi medis Hitler sulit dibuktikan, dan menurut mereka terlalu banyak bebannya jika mengaitkan sejumlah peristiwa dan akibat Reich Ketiga dengan kesehatan fisik seseorang yang mungkin buruk. Kershaw merasa lebih baik mengambil pandangan yang lebih luas terhadap sejarah Jerman dengan menilai dorongan sosial apa yang menciptakan Reich Ketiga dan kebijakan-kebijakannya, alih-alih mencari penjelasan sempit tentang Holocaust dan Perang Dunia II dari satu orang saja.
Hitler mengikuti pola makan vegetarian. Pada acara-acara sosial ia kadang mengutarakan pernyataan menjijikkan tentang penyembelihan hewan agar tamu-tamunya menghindari daging. Ketakutan terserang kanker (penyebab ibunya meninggal dunia) adalah alasan pola makan Hitler yang paling terkenal. Selaku seorang antipembedahan, Hitler mungkin memilih pola makan selektif karena masih menghargai hewan. 
Bormann memiliki sebuah rumah kaca di dekat Berghof dekat (Berchtesgaden) untuk menjamin suplai stabil buah-buahan dan sayuran segar untuk Hitler sepanjang perang. Hitler menjauhi alkohol dan bukan perokok. Ia mempromosikan kampanya antimerokok yang agresif di seluruh Jerman. Hitler mulai sering memakai amfetamin setelah 1937 dan menjadi pecandu pada musim gugur 1942. Albert Speer mengaitkan pemakaian amfetamin ini dengan keputusan Hitler yang semakin tidak fleksibel (misalnya, tidak pernah mengizinkan militer mundur dari medan perang).

Dengan 90 jenis obat-obatan sepanjang perang, Hitler mengonsumsi banyak pil setiap hari karena masalah lambung kronis dan penyakit lain. Ia menderita kerusakan gendang telinga akibat ledakan bom 20 Juli 1944 dan 200 serpihan kayu harus diangkat dari kakinya. 
Rekaman berita Hitler memperlihatkan getaran pada tangannya dan gaya jalannya yang pincang, yang sudah ada sejak sebelum perang dan memburuk sampai akhir hayatnya. Dokter pribadi Hitler, Theodor Morell, merawat Hitler dengan sebuah obat yang sering dipakai untuk menangani penyakit Parkinson pada tahun 1945. Ernst-Günther Schenck dan beberapa dokter lain yang bertemu Hitler pada minggu-minggu terakhir hidupnya juga menyimpulkan Hitler menderita penyakit Parkinson.

Keluarga

Hitler menciptakan citra publik sebagai sosok selibat tanpa kehidupan rumah tangga, mendedikasikan seluruh hidupnya untuk misi politik dan bangsanya. Ia bertemu kekasihnya, Eva Braun, pada tahun 1929, dan menikahinya pada April 1945. Pada bulan September 1931, separuh-keponakannya, Geli Raubal, bunuh diri dengan pistol Hitler di apartemennya di Munich. Tersebar rumor bahwa Geli terlibat dalam hubungan romantis dengan Hitler dan kematiannya menjadi sumber kesedihan mendalam yang bertahan lama Paula Hitler, anggota keluarga terakhir yang masih hidup, meninggal dunia tahun 1960.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Hilangnya Budaya Saling Support

Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...