Wallace: Indonesia salah satu tempat dengan ekologi paling beragam di planet ini.
Kamis, 11 Oktober 2018. Bertempat di Perpustakaan Nasional Jakarta, British Council mengadakan bincang-bincang tentang: Merawat Wallacea. Merawat Indonesia.
Acara itu dikemas dalam Wallacea Week 2018.
Bincang-bincang itu membahas empat sesi dari yang pernah dilakukan Wallace. Di antaranya, soal makanan dan genetik manusia. Dan pembicara membahas tentang bagaimana mengeksplorasi makanan yang berkaitan dengan biodiversity dan dampaknya pada kesehatan manusia. Pembahasan lainnya tentang konservasi. Yaitu menyoroti hubungan antara konservasi dan masa depan masyarakat. Juga, keragaman budaya dan seni. Yang ini, menampilkan keragaman budaya di wilayah Wallacea. Yang terakhir, tentang sains dan masyarakat. Tema yang dikupas tentang, mengapa mengomunikasikan sains itu penting.
Namun siapa dan makhluk seperti apa Wallace itu, ini sekelumit tentangnya.
Setelah 90 tahun 11 bulan, Alfred Russel Wallace meninggalkan warisan besar bagi daerah-daerah yang ia kunjungi selama tahun-tahun ekspedisinya (misalnya wilayah Wallacea) dan sains (berbagai artikel, buku dan surat, specimen dan catatan sejarah alam yang besar dan tentu saja teori evolusi melalui seleksi alam). Satu tema utama yang selalu muncul di semua warisan Wallace, adalah tugas manusia untuk belajar tentang keberagaman lingkungannya dan melestarikannya untuk generasi yang akan datang.
“Penting bagi pemerintah dan lembaga sains segera mengambil langkah-langkah untuk mengamankan berbagai koleksi paling sempurna yang pernah ada di setiap cabang ilmu sejarah alam yang harus disimpan di museum nasional, di mana koleksi ini akan selalu tersedia untuk kajian dan interpretasi lebih lanjut. Jika hal ini tidak dilakukan generasi masa depan pasti akan melihat kita sebagai generasi orang yang begitu tenggelam dalam mengejar kekayaan sampai tidak peduli atau mau peduli akan hal-hal lain yang penting dengan pertimbangan yang lebih tinggi.
Generasi masa depan akan menuduh kita sebagai yang bertanggung jawab karena telah membiarkan punahnya catatan penciptaan yang seharusnya dilestarikan. Sementara kita percaya sebagai makhluk hidup, sebagai hasil langsung dan bukti terbaik dari Sang Pencipta. Namun inkonsistensi yang aneh, kita menyaksikan mereka punah dan binasa dari muka bumi.” (On the Physical Geography of the Malay Archipelago, jurnal of the Royal Geographycal Society, 1863).
Wallace sebagai penjelajah, biologi evolusioner, zoologi, biogeografi, reformasi sosial, dianggap pula sebagai ahli terkemuka dari abad ke-19 dalam bidang penyebaran geografis spesies hewan. Terkadang disebut "bapak biogeografi". Wallace adalah salah seorang pemikir tentang evolusi dari abad ke-19 dan telah memberi banyak kontribusi lainnya untuk pengembangan teori evolusi di samping menjadi rekan penemu seleksi alam. Hal ini mencakup konsep warna peringatan pada hewan, dan juga efek Wallace, suatu hipotesis tentang bagaimana seleksi alam dapat memberikan kontribusi pada spesiasi dengan mendorong terciptanya penghalang terhadap hibridisasi.
Pembelaannya atas spiritualisme dan keyakinannya akan hal nonmateri demi kecakapan mental yang lebih tinggi dari manusia mengakibatkan ketegangan hubungannya dengan beberapa anggota badan ilmiah.
Selain karya ilmiah, ia juga seorang aktivis sosial yang kritis terhadap apa yang dianggap sebagai suatu sistem ekonomi dan sosial yang tidak adil di Britania pada abad ke-19.
Ketertarikannya akan sejarah alam membuatnya menjadi salah satu ilmuwan terkemuka pertama yang mengangkat masalah dampak lingkungan dari aktivitas manusia. Ia juga seorang penulis yang produktif yang menulis tentang masalah-masalah sosial maupun ilmiah; catatan perjalanan dan pengamatannya selama penjelajahannya di Singapura, Indonesia, dan Malaysia, yakni The Malay Archipelago, merupakan sebuah karya yang populer dan sangat dihargai. Sejak diterbitkannya pada tahun 1869, buku tersebut terus dicetak ulang secara berkala.
Wallace mengalami berbagai kesulitan keuangan pada hampir sepanjang hidupnya. Perjalanannya ke Amazon dan Timur Jauh dibiayai dari penjualan spesimen-spesimen yang berhasil ia kumpulkan dan, setelah kehilangan sebagian besar uangnya dari semua hasil penjualan tersebut akibat berbagai kegagalan investasi, ia sering kali harus membiayai dirinya sendiri dari publikasi-publikasi yang ia hasilkan. Tidak seperti beberapa orang pada zamannya dalam komunitas ilmiah Britania, seperti Darwin dan Charles Lyell, ia tidak memiliki harta keluarga untuk menyokongnya. Wallace tidak berhasil mendapatkan sebuah posisi yang memberikan gaji jangka panjang, dan tidak menerima penghasilan tetap sampai akhirnya pada tahun 1881, melalui upaya Darwin, ia dianugerahkan sejumlah uang pensiun yang kecil dari pemerintah.
Inspirasi dari buku ini, sebagaimana disampaikan Wallace dengan sangat elok, adalah perjalanannya melintasi daerah yang sekarang menjadi bagian dari Indonesia dan pengamatannya terhadap fauna dengan teliti khususnya di kepulauan timur Indonesia. Yang kemudian diberi nama Wallacea, “adalah sebuah daerah biogeografi untuk sekelompok pulau yang dipisahkan oleh selat yang dalam yang memisahkan lempeng Asia dan Australia,” meliputi Sulawesi, Nusatenggara, Ambon, Halmahera, Seram dan pulau-pulau kecilnya di wilayah tersebut. Wallace dapat dikatakan, satu di Antara generasi pertama yang menyadari pentingnya Indonesia sebagai laboratorium hidup dan bahwa Indonesia salah satu tempat dengan ekologi paling beragam di planet ini.
Sekali lagi, semua pembahasan yang disampaikan adalah apa dan sebagaimana yang telah dilakukan Wallace di masa lalu. Yang dampak positifnya masih terasa hingga sekarang. (Yoss Prabu).
Di Selasar kita bisa berdiskusi. Ramai-ramai atau sendiri. Boleh. Sambil minum kopi, merenung atau hanya sekedar berimajinasi, juga boleh. Atau sambil bermimpi dan masturbasi. Pun boleh-boleh saja. Terserah! Silakan saja. Suka-suka.
Selasa, 16 Oktober 2018
Merawat Wallacea. Merawat Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hilangnya Budaya Saling Support
Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...
-
Romantisme di Balik Hujan November selalu punya keistimewaan. Bagi sebagian orang tentunya. Sebab ketika banyak yang beranggapan, No...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.