Debu-Debu Metropolitan III
Angin usil menerpa, debu-debu pun bergulir.
Angin usil menerpa, debu-debu pun bergulir.
Tapi
embun, kenapa kau biarkan angin berbuat itu.
Biarkan
saja debu-debu itu menikmati tidur malamnya,
berpelukan
dengan sampah. Berserakan, berhamburan,
lalu
kembali menjadi debu.
Kembali
bercengkerama dengan para cacing.
Tapi
jangan biarkan cacing-cacing memakan debu.
Karena
percuma, nanti dia akan melahirkan bayi debu.
Lalu
debu akan menikahi sampah dan muncul cucu debu.
Debu-debu
beranak-pinak di tempat sampah.
Membusuk,
kembali menjadi debu.
Debu-debu
terus bergelut. Berdansa di jalan raya.
Berselingkuh
dengan angin.
Melahirkan
bayi haram berselimut debu.
Memekik
tengah malam disambut dengan senyum penuh debu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.