Kamis, 09 Mei 2013

Debu-Debu Metropolitan IV

Debu-Debu Metropolitan IV

Angin usil menerpa, debu-debu pun bergulir.
Tapi embun, kenapa kau biarkan angin berbuat itu.
Biarkan saja debu-debu itu menikmati tidur malamnya,
berpelukan dengan sampah. Berserakan, berhamburan,
lalu kembali menjadi debu.
Kembali bercengkerama dengan para cacing.

Tapi jangan biarkan cacing-cacing memakan debu.
Karena percuma, nanti dia akan melahirkan bayi debu.
Lalu debu akan menikahi sampah dan muncul cucu debu.
Debu-debu beranak-pinak di tempat sampah. Membusuk, kembali menjadi debu.
Debu-debu terus bergelut. Berdansa di jalan raya.
Berselingkuh dengan angin. Melahirkan bayi haram berselimut debu.
Memekik tengah malam disambut dengan senyum penuh debu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Hilangnya Budaya Saling Support

Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...