Sabtu, 11 Mei 2013

Debu-Debu Metropolitan VII

Debu-Debu Metropolitan VII

Ada seonggok debu di kolong jembatan layang. Di antara tiang pancang yang membeku, di antara bising gemuruh mesin, di antara deru angin dan fatamorgana, di antara bangunan mal yang tak acuh, terkadang sinis mengejek.

Kian hari kian menumpuk, meski angin terus menerpa.
Waktu malah ikut membantu, melahirkan onggokan-onggokan baru.

Di antara debu yang kian menggonggok, dan di antara angin yang terus menerpa. Bermunculan onggokkan baru, semakin sama, semakin serupa. Berceceran pada sudut-sudut metropolitan. Bertebaran pada wajah-wajah yang berdebu.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Hilangnya Budaya Saling Support

Hilangnya Budaya Saling Support Dulu, di sebuah kampung kecil yang dipenuhi sawah hijau dan angin sepoi-sepoi, ada budaya unik yang membuat...