Debu-Debu Metropolitan VII
Ada
seonggok debu di kolong jembatan layang. Di antara tiang pancang yang membeku,
di antara bising gemuruh mesin, di antara deru angin dan fatamorgana, di
antara bangunan mal yang tak acuh, terkadang sinis mengejek.
Kian
hari kian menumpuk, meski angin terus menerpa.
Waktu
malah ikut membantu, melahirkan onggokan-onggokan baru.
Di
antara debu yang kian menggonggok, dan di antara angin yang terus menerpa.
Bermunculan onggokkan baru, semakin sama, semakin serupa. Berceceran pada
sudut-sudut metropolitan. Bertebaran pada wajah-wajah yang berdebu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.