Tampilkan postingan dengan label Novel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel. Tampilkan semua postingan

Rabu, 25 Mei 2022

Debu-Debu Metropolitan


Jalanan sebagai orangtua haramnya juga telah mengendapkan ampas-ampas kerinduan untuk sebuah impian masa depan. Itong nyaris tidak memiliki itu walau hanya sekedar beberapa lembar gambaran. Bagi Itong, masa depan hanyalah sekedar omong kosong belaka. Masa depan, hanya semboyan tanpa makna. Sebab masa depan yang ia tahu adalah menggelandang di jalanan. Dengan menggelandang di tengah kehiruk-pikukan Jakarta sebagai pengamen bus kota, ia bisa mendapat sebungkus sarapan untuk hari ini. Bukan harapan. Bukan harapan yang menggumpal, yang muluk-muluk, yang setinggi langit atau sebagai dongeng pengantar tidur. Tidak. Karena Itong memang tidak pernah tahu tentang arti sebuah harapan. Harapan senyatanya, yang bukan hanya sekedar hiasan dan kiasan. Tapi harapan yang muncul di tengah keabu-abuan situasi dan keadaan. Bocah Itong melakoni hidup apa adanya, sesuai kodratnya sebagai anak-anak. Anak-anak yang terbina oleh kerasnya hidup di jalanan.

Lalu siapakah Itong? Baca saja novel ini. 

Debu-Debu Metropolitan

Jalanan sebagai orangtua haramnya juga telah mengendapkan ampas-ampas kerinduan untuk sebuah impian masa depan. Itong nyaris t...