Sketsa

Sketsa, semacam editorial atau kolom atau semacam apa-lah, terserah, dalam blog ini. Berisi oretan yang punya blog. Bertutur tentang Kang Juhi - seorang penjual gorengan keliling - yang suka merasa jengkel sendirian ketika melihat berbagai permasalahan menyimpang yang sering terpampang gamblang. Menyimpang, minimal menurut penalaran akal sehat Kang Juhi. 

Kang Juhi hanya seorang anak desa yang - alam bawah sadar dan fisiknya - berkelana di tengah bisingnya ibukota. Ia bisa berada dimana saja. Dan bertemu dengan siapa saja. Bercerita tentang berbagai hal, dengan bahasa sederhana. Bahasanya kelompok marjinal, yang acap tak dianggap. Mereka ada namun sering dianggap tak ada. Mereka dianggap tak ada, karena malu untuk menganggapnya ada.

Dan Kang Juhi melihat itu. Secara kasat mata. Bagi yang suka, silahkan baca. Bagi yang tak suka, cukup tinggalkan pesan. Sepatah atau dua patah kata. 

Amieenn. 

Yoss Prabu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar. Berupa saran, kesan dan kritik membangun.

Debu-Debu Metropolitan

Jalanan sebagai orangtua haramnya juga telah mengendapkan ampas-ampas kerinduan untuk sebuah impian masa depan. Itong nyaris t...